Untuk Bhayangkariku:
Ketika seseorang memilih untuk menginjakkan kaki di
dunia Kepolisian, maka dia telah menyerahkan sebagian besar hidupnya kepada
masyarakat. Hanya sebagian kecil darinya yang dia ditinggalkan untuk keluarga,
bahkan untuk dirinya sendiri.
Waktunya akan lebih banyak dihabiskan untuk orang
lain daripada untukmu sebagai istri atau anak-anak. Pikiran dan tenaganya akan
tercurah kepada orang-orang asing yang mungkin tidak akan mengingatnya dalam
setiap doa, tidak sepertimu atau orang tuanya.
Kamu tahu? Dia akan lebih sering di rumah kantor
daripada di rumahmu sendiri. Itu bukan karena dia menyukai Kantornya. Rumahmu
tetaplah tempat yang membayang di pelupuk matanya setiap detik dia di Kantor
ataupun Di Jalan. Karena Kerjaanya adalah tempat yang penuh tekanan.
Jika kamu bukan tenaga Keamanan, maka tidak akan
terbayangkan seperti apa rasanya hidup di sana. Jangan heran jika seringkali
mereka menyebutnya “Pasukan Bumi”.
Maka ketika dia terlihat dingin dan lelah, peluklah.
Peluk sampai ke dalam lubuk hatinya.
Karena kamu mungkin tidak tahu bahwa Rekan Kerjanya
baru saja meninggal dunia, atau Komandannya baru saja memarahi dan
menghukumnya, atau ada Masyarakat yang menyalahkan atas Tugasnya, atau rekan
kerjanya yang tidak bisa diajak bekerja sama. Dengarkan ceritanya dengan sabar.
Jangan lupa ceritakan juga harimu padanya. Tawarkanlah
untuk berdiskusi, karena kamu lebih dia percaya daripada siapapun di dunia. Jika
kamu menikahi seorang Polisi, jangan memiliki persepsi yang sama seperti
kebanyakan orang, bahwa Polisi pasti kaya secara materi.
Sama seperti yang lain, dia akan mendaki dari
bawah. Bahkan jam kerjanya di awal pendakian itu lebih banyak daripada profesi
lain dengan imbalan yang pas-pasan. Tetaplah di sisinya, sama seperti dia yang
selalu berusaha ada di sisimu.
Tetapi, sebanyak apapun Tugasnya, kamu dan kaluarga
tetap menjadi prioritasnya. Dia akan menganggap dirinya sendiri sebagai Aparat
Keamanan pribadimu.
Dia akan sangat kritis terhadap apapun mengenai
dirimu yang terkait dengan Keamananmu, baik jasmani maupun rohani. Mungkin akan
terdengar bawel, tapi itu adalah bentuk perhatiannya.
Seorang Polisi akan sangat perhatian kepada orang
lain, tetapi tidak kepada dirinya sendiri. Maka tidak jarang kamu mendengar
ironi tentang seorang Polisi meninggal dunia karena Tugas yang dilaksanakannya.
Dia akan mendengarkan keluhan orang lain tapi
mengabaikan keluhannya sendiri. Siklus makannya akan berantakan, begitu juga dengan
waktu tidur yang jumlahnya dalam jam bisa dihitung dengan satu tangan saja.
Maka jadilah satu-satunya yang memperhatikan dia. Ingatkan
untuk makan dan shalat, atau jika tidak sama sibuknya, bawakan makanan saat dia
jaga malam. Kehadiranmu akan lebih menyenangkannya daripada makanan itu sendiri.
Jika Suamimu seorang Polisi, siapkah kau membagi
perannya dengan orang lain?
0 komentar:
Posting Komentar